Senin, 27 Februari 2012

18 Tricks Mendisiplinkan Anak

Sering kali, orangtua terus berkutat dengan masalah kedisiplinan yang idealnya selalu dipatuhi anak-anak. Orangtua terkadang harus memaksa anak-anaknya untuk disiplin di rumah, menghormati orangtua, bicara dengan nada yang santun, rajin belajar, tidur siang tepat waktu, yang intinya mengatur semua gerak-gerik Si Kecil.



Namun, harus tetap ingat, kedisiplinan yang Anda maksud tak hanya melakukan koreksi pada tingkah laku anak-anak saja. Tapi juga mengajarkan kepada mereka cara untuk bisa mengontrol dirinya, serta peduli akan lingkungannya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.

Untuk itu, ada beberapa pendekatan yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak-anak mendisiplinkan dirinya.

1. Tegas

Jika Anda melarang anak-anak untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang masuk akal, dengan memberikan penjelasan dan bimbingan padanya. Anak jaman sekarang pasti tidak akan mau menerima alasan seperti, “Jangan duduk di depan pintu, pamali!” Atau, “Jangan main terlalu sore, nanti diculik Kalong Wewe!” Beritahu alasannya, kenapa dia tidak boleh duduk di depan pintu atau bermain sore-sore, menjelang malam.

2. Jangan Plin Plan

Pada dasarnya, Si Kecil akan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitu pun jika Anda dan pasangan bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Misalnya, Anda tak setuju dia melompat-lompat di tempat tidur, sementara pasangan Anda membiarkannya. Hal ini hanya akan membuat dia bingung, akibatnya dia jadi mengabaikan ketidaksetujuan Anda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan pasangan agar anak-anak jadi mudah dalam bersikap.

3. Kompromi

Anak-anak tak selalu bisa mengatasi dan membedakan antara persoalan yang besar dan kecil. Sesekali, berkompromi dan mengertilah diri mereka. Tindakan kompromi akan membuat anak-anak menjadi lebih mudah menghadapi persoalan yang lebih besar nantinya. Misalnya, jika dia lalai menengok ke kiri-kanan saat akan menyeberang jalan, lain kali dia tak akan begitu lagi. Jika Anda keberatan dengan sikapnya, nyatakan dengan jelas. Misalnya, “Berhentilah melempar-lempar mainanmu, Nak!” Tapi, jangan katakan, “Hei, mainannya jangan dilempar-lempar, dong!”

4. Beri Bimbingan
Jika anak Anda mengobrak-abrik buku dari lemari yang ada di ruang keluarga, katakan saja, “Maukah kamu berhenti ‘bermain’ buku? Baca saja, ya di kamarmu?” Jika dia tak memedulikan perkataan Anda, dengan cara yang lembut namun tegas, Anda bisa membimbingnya ke kamar dan katakan padanya, dia boleh kembali ke ruang keluarga jika mau mendengarkan kata-kata Anda.

5. Beri Peringatan

Jika anak tahu aturan yang telah Anda buat, pada usia tertentu, Anda hanya perlu bertanya padanya, ketika melakukan pelanggaran. Dia akan langsung merasa segan pada Anda, karena ada konsekuensi atau sanki yang harus diterimanya segera, setelah pelanggaran dibuat. Jika Anda terbiasa membuat batasan peringatan sampai hitungan 5, kali ini kurangi sampai hitungan ke 3, sehingga anak akan belajar untuk segera mengubah sikap setelah diberi peringatan.

6. Beri Alasan

Jika anak bermain-main dengan benda tajam, Anda tentu harus lebih berhati-hati memperingatinya. Terangkan dengan bahasa yang jelas dan sederhana, apa yang akan Anda lakukan dan sebutkan alasannya. Misalnya, “Mama simpan pisaunya ya, Sayang, nanti bisa melukai tanganmu!” Atau, “Mama minta kamu jangan main air ya, nanti lantainya jadi licin dan bisa bikin kamu terjatuh.”

7. Jangan Tunda Hukuman

Jika Anda ingin menghukum anak yang tidak disiplin, hukumlah segera setelah Anda tahu dia tidak disiplin. Jangan sampai Anda menunda memberi hukuman padanya. Sebab, anak-anak tidak akan mau menerima hukuman beruntun atau mengulangi kesalahan. Berilah hukuman yang mendidik, seperti menyapu lantai, merapikan tempat tidur, tidak main play station atau barbie, atau membersihkan kamar mandi.

8. Tetap Tenang

Marah sambil berteriak, membentak, atau menceramahi anak tanpa henti, akan membuat Anda menjadi orang yang melakukan tindak kekerasan verbal terhadap anak. Tindakan ini justru bisa merusak rasa penghargaan diri pada anak Anda. Akibatnya, anak jadi tidak memiliki rasa pede di ahdapan orangtuanya.

9. Bertekuk Lutut

Menunduklah saat berbicara pada Si Kecil, terutama saat memberi kritikan padanya. Tekuklah lutut Anda atau ambil posisi duduk di hadapnnya, agar pandangan mata Anda sejajar dengannya. Dengan sikap seperti ini, Anda tak perlu merasa khawatir akan kehilangan respek darinya. Justru sebaliknya, dia akan semakin menghormati dan menghargai Anda sebagai orangtua.

10. Jangan Ceramah

Ajaklah Si Kecil ngobrol dan berdiskusi, dari pada diceramahi panjang lebar. Meskipun tampaknya pernyataan ini tidak bernada keras, seperti, “Sudah berkali-kali Mama bilang …” Atau, “Setiap saat kamu kok …”, tetap memberi kesan seolah-olah dia ditakdirkan untuk selalu mengecewakan Anda, apapun yang dia perbuat.

Cobalah gulirkan pertanyaan-pertanyaan seperti, “Merokok, kan, enggak baik untuk anak-anak, ya?” Atau, “Apakah kamu suka jika temanmu mengganggu terus di sekolah, Nak?” Kritiklah sikapnya, jangan salahkan dirinya.

11. Tunjukkan Sikap PositifTerlalu banyak waktu Anda yang terbuang jika hanya mengkritik sikap buruk Si Kecil. Sebaliknya, Anda jadi kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap positifnya. Ada kalanya, sesekali Anda perlu mengucapkan, “Mama senang, lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula.”

12. Bermain Bersama

Jika sempat, tak ada salahnya Anda meluagkan waktu sebenatr dan ikut bermain-main denganyya. Buatlah permainan bernuansa perlombaan semacam “siapa cepat dia dapat.” Permainan ini akan melatih anak Anda bertindak cepat setelah ada aba-aba dari Anda, atau yang dia ucapkan sendiri.



13. Hindari Rasa Jengkel

Belajarlah untuk memaklumi hal-hal yang bisa memicu anak kesal dan jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman ini dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan, saat Anda terlalu menuntutnya berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit. Minimalisasi kondisi-kondisi yang membuatnya tidak nyaman ini untuk mengurangi kejengkelan pada anak.

14. Jangan Menampar!

Tamparan keras yang Anda berikan di wajahnya, akan berpengaruh buruk bagi diri anak, juga Anda. Anak yang pernah ditampar orangtuanya akan merasa lebih menderita, dari pada perasaan tidak dihargai atau depresi sekalipun. Tindakan ini pun sekaligus bisa mengajarkan, secara tidak langung pada anak, untuk menyelesaikan segala persoalan dengan cara kekerasan.

15. Jangan Menyuap

Jangan membiasakan memberi uang atau hadiah kepada anak saat Anda memintanya untuk mengerjakan atau melarang sesuatu. Kebiasaan seperti ini bisa membuat anak jadi tidak mau mengerjakan atau menghindari sesuatu, jika belum diberi uang atau hadiah.

16. Bersikap Dewasa

Bersenda gurau dengan cara melucu berlebihan, dengan menggigiti atau menarik-narik rambut anak Anda, untuk menunjukkan rasa sayang, merupakan tindakan yang salah. Bersikaplah sewajarnya, sebagai orang dewasa seperti menggenggam tangannya, memeluknya, atau memberi ciuman di kedua pipi atau kepalanya.

17. Hadapi Rengekan

Katakan kepada anak-anak untuk tidak merengek saat meminta sesuatu dan tegaskan pula, Anda tidak akan mengabulkan permintaannya jika disampaikan dengan cara merengek atau menangis. Kecuali, jika dia meminta sesuatu dengan sikap yang manis dan sopan.

18. Contoh Baik

Jika suatu kali anak Anda pernah memerogoki Anda sedang berdebat dengan pasangan tanpa menggunakan kekerasan, dia akan meniru sikap baik itu. Tapi, jika Anda dan pasangan bertengkar dengan saling menghina, memukul, atau berteriak, anak Anda akan meniru sikap-sikap buruk itu di kemudian hari.

Dari 18 trik di atas, yang terpenting, Anda harus mengerti terlebih dulu kondisi anak-anak. Berusaha untuk membuatnya menjadi lebih disiplin, tanpa memahami bagaimana dan apa yang dia lakukan, sama halnya seperti menuangkan sirup ke dalam botol tertutup. Dengan kata lain, percuma saja dan hanya akan memperburuk keadaan di kemudian hari.

Hubungan dan komunikasi yang baik dengan anak memang sangat perlu dilakukan. Yang bisa Anda lakukan segera untuk mengatasi masalah ini, yaitu Anda hanya perlu bertanya kepada anak, apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa dia berbuat begitu. Pada beberapa kasus, anak-anak dapat berterus terang tentang masalahnya kepada orangtua. Namun, jika dia tak mau berterus terang, sementara Anda tidak mempunyai cara lain untuk bertindak, tetaplah berpikir positif.

Sabtu, 18 Februari 2012

ASI Bikin Anak Tak Mudah Marah

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Memberikan air susu ibu (ASI) memang memiliki banyak manfaat baik bagi bayi maupun ibu yang menyusui. Salah satunya adalah ASI bisa membuat anak nantinya tidak gampang marah.

Sebuah studi terbaru menemukan bayi yang menyusu atau mendapatkan ASI cenderung lebih bisa menahan diri dan tidak lekas marah dibanding dengan bayi yang mendapatkan susu botol atau formula.

Para ilmuwan percaya bahwa pelukan hangat yang diterima bayi ketika ia menyusui akan membuatnya memiliki watak lebih halus dan menghindari permusuhan di kemudian harinya.

Studi ini diikuti sekitar 2.000 orang selama 24 tahun dan mendapatkan partisipan yang tidak mendapat ASI cenderung memiliki tingkat permusuhan terutama sinisme lebih tinggi ketika ia beranjak dewasa.

"Penelitian berbasis populasi ini menunjukkan bahwa menyusui mungkin memiliki efek jangka panjang terhadap sikap atau karakter yang dimiliki seseorang ketika dewasa," ujar Dr Paivi Merjonen dari University of Turku di Finlandia, seperti dikutip dari MedIndia, Rabu (15/2/2012).

Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Psycho-therapy and Psychosomatics juga menunjukkan jika bayi diberi ASI hingga 1 tahun lebih maka risiko permusuhannya akan jauh lebih rendah.

Sementara itu dalam studi lain diketahui saat bayi diberi ASI, maka tubuh bayi tersebut akan mendapat serotonin yaitu zat antistres yang banyak dibentuk dalam 2 tahun pertama kehidupan si bayi.

Zat antistres ini akan masuk ke dalam tubuhnya yang membuat anak menjadi tidak mudah marah, menghindari stres dan depresi serta mengurangi kemungkinan terkena gangguan mental saat dewasa nanti.

KATAK

Pada suatu hari ada segerombol katak-katak kecil,...

… yang menggelar lomba lari
Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.

Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta...


Perlombaan dimulai...



Secara jujur:
Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan bisa mencapai puncak menara.
Terdengar suara:
"Oh, jalannya terlalu sulitttt!!
Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak."
atau:
"Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!!


Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu...
... Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi..

Penonton terus bersorak
"Terlalu sulit!!! Tak seorangpun akan berhasil!"


Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah...
...Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi...
Dia tak akan menyerah!



Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak!
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya?


Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?


Ternyata...
Katak yang menjadi pemenang itu TULI!!!!



Kata bijak dari cerita ini adalah:

Jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis...

…karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.


Selalu pikirkan kata2 bertuah yang ada.
Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa mempengaruhi perilakumu!

Karena itu:




Tetaplah selalu....




POSITIVE!



Dan yang terpenting:



Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa menggapai cita-citamu!
Selalu berpikirlah:
I can do this!

Kirim pesan ini kepada minimal 5 temanmu.
Berikan mereka motivasi!!!
Karena teman yang baik adalah teman yang bisa saling memberi motivasi satu sama lain.

Jumat, 17 Februari 2012

Obat-obat yang Bisa Bikin Orang Mengalami Orgasme Spontan

Jakarta, Orgasme biasanya terjadi ketika seseorang mendapatkan rangsangan seksual baik dari orang lain atau diri sendiri. Tapi obat tertentu diketahui memiliki efek samping bisa membuat orang orgasme secara spontan.

Obat antidepresan diketahui bisa menyebabkan disfungsi seksual termasuk disfungsi ereksi, kehilangan libido dan masalah dengan orgasme. Meskipun langka, tapi efek samping dari obat ini telah didokumentasikan pada laki-laki dan juga perempuan bisa menyebabkan orgasme spontan.

Orgasme spontan telah diketahui melalui serangkaian studi kasus yang diterbitkan sejak akhir tahun 1980-an. Namun para ahli tidak memiliki definisi tunggal untuk orgasm spontan.

Para ahli umumnya mendefinisikan orgasme spontan dengan pengalaman orgasme tanpa adanya rangsangan dari indera seksual dan tidak ada penjelasan fisik lain mengapa orang tersebut bisa mengalami gairah seksual atau mencapai klimaks.

Obat antidepresan yang diketahui memiliki efek samping orgasme spontan terutama golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI), termasuk obat berikut, seperti dikutip dari sexuality.about.com, Jumat (17/2/2012) yaitu:

Fluxotine
Paroxetine
Citalopram
Bupropion

Beberapa kasus yang terdokumentasi ada seorang pasien laki-laki yang diketahui mengalami orgasme yang kedua tanpa adanya rangsangan yang terjadi, meski pada orgasme pertama ia mengalaminya secara normal.

Dalam kasus berbeda ada seorang perempuan yang melaporkan mengalami orgasme selama beberapa menit yang terjadi 4-5 kali dalam sehari. Sedangkan perempuan lain melaporkan orgasme spontan yang terjadi 10-15 kali per hari masing-masing kurang dari 1 menit.

Kadang-kadang orgasme ini hasil dari stimulasi non-seksual (getaran dari mengendarai kendaraan atau sensasi saat buang air besar), tapi ada juga yang tidak diawali oleh rangsangan sama sekali.

Pola dari orgasme spontan ini selalu berubah dari satu kasus ke kasus lainnya. Pada tahun 2005 studi melaporkan orang yang mengonsumsi paroxetine akan mengalami orgasme sponan dalam beberapa minggu pertama pengobatan dan akan berhenti setelah pengobatan ini berakhir.

Meski ada beberapa kasus yang terekam, tapi sebagian besar penulis dari studi ini setuju bahwa penyebabnya ada hubungan dengan neurotransmitter serotonin yaitu zat kimia di otak. Namun bagaimana persisnya hal ini terjadi belum diketahui.

Mari Belajar Dari Sebuah Cerita Kehidupan

Oleh: Bayu Mukti

Ada seorang bapak bernama Pak X yang hidupnya lumayan susah. Beliau ini mempunyai anak Y dan Z. Anaknya yang Y adalah seorang penjual Minuman Jahe Hangat, sedangkan anaknya yang Z adalah seorang penjual Es Kelapa Muda. Kedua Anak Pak X ini sudah menikah semua. Pada suatu Hari Pak X ini sedang berpikir tentang kedua anaknya sehingga beliau ini menderita penyakit hipertensi yang bisa dibilang cukup parah. Sudah dibawa ke puskesmas dan rumah sakit tapi tidak sembuh-sembuh. Anaknya si Y dan Z juga ikut bingung dan susah. Apa sih yang menyebabkan penyakit dari Pak X ini ?


Pada suatu siang hari Pak X sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Ia memikirkan mengapa siang ini begitu panas sekali sehingga membuat ia berkeringat. Setelah itu ia berpikir lagi.


“Hmmmm……Gimana yah Nasib anak saya Y kalo hari panas begini. Padahal anaknya lagi sakit dan butuh obat. Tapi kalo panas terik kayak gini siapa yang mau beli Jahe hangatnya yah ? ” Geram Pak X


Ia terus berpikir siang itu. Ia ingin sekali membantu anaknya Y yang anaknya sakit tapi ia sendiri untuk makan saja sulit. Apalagi mau membantu membelikan obat untuk cucunya tadi. Karena kecapekan dalam berpikir akhirnya Pak X tertidur di kursi terasnya. Tiba-tiba saja Pak X ini dibangunkan oleh bunyi hujan deras “Kretek…..kretek….kretek…..”


Akhirnya beliau masuk rumah. Lagi-lagi pak X ini di sore hari yang hujan kembali berpikir nasib anaknya ( Yah beginilah sayang orang tua kepada kita). Setelah Anaknya Y yang dipikirkan kali ini iya ganti memikirkan anaknya yang Z. Ia berpikir bagaimana nasib anaknya yang Z ini, mana laku dagangan es kelapa muda nya kalo hujan deras dan cuaca dingin seperti ini. Ia makin punya pikiran yang tidak karu-karuan. Ia memikirkan anaknya Y yang tadi sudah tidak laris, kali ini kok Z juga ga laku juga dagangannya. “Wah gimana nasib anak-anakku ini. Sementara aku sendiri untuk biaya hidupku sendiri saja aku tak mampu. Aku ini bapak macam apa.” gerutu Pak X.


Akhirnya pun Pak X jatuh sakit, Ia terkena hipertensi. Anaknya si Y dan Z tadi yang mendengar bapaknya sakit, mereka pun segera membawa ke rumah sakit dan puskesmas. Namun ternyata tidak ada hasilnya juga. Salah satu tetangga pak X ini ada yang dokter. Akhirnya pun ia mau memberikan pengobatan gratis pada Pak X ini.


Dokter ini bertanya pada Pak X, “Pak sebenarnya bapak ini kok bisa sakit kayak gini ? kenapa to pak ? Soalnya bapak ini kan udah berobat kemana-mana kok belum sembuh. Kayaknya sakit bapak ini ada yang aneh.” Tanya Pak dokter. ” Saya juga ga tahu pak dokter, kata pak X.” Kalo menurut saya, bapak ini sakit karena ada yang mengganjal pikiran bapak.” Jawab dokter. ” Iya Benar pak dokter, kata Pak X”. ” Memangnya apa yang mengganjal pikiran bapak ini ? tanya dokter”. “Begini Pak dokter saya ini kasihan sama anak-anak saya. Saya memikirkan anak saya si Y saat di panas terik. Saya berpikir apa dagangan si anak saya Y ini akan laku kalo panas terik begini. Karena hal itu saya jadi sedih. Belum lagi kalau hujan datang dan cuaca dingin merasuk, saya ganti memikirkan anak saya yang Z yang sedang jualan Es Kelapa Muda. Mana laku dagangan anak saya. Sementara saya sebagai bapak tidak bisa bertindak apa-apa”. Kata Pak X.


Lalu dokter itu tersenyum. “Pak, coba mulai sekarang anda balik pikiran anda. Jikalau sekarang saat panas terik, bapak pikirkan betapa larisnya dagangan anak anda yang Z, dan selain itu saat cuaca dingin dan hujan tiba, pikiran anda harus berbalik kepada anak anda yang Y yang sedang laris-larisnya jualan minuman jahe hangat”. Kata Pak dokter. Lalu Pak X itu mengangguk-angguk kepalanya.


Pak X pun mentaati sesuai anjuran dokter tadi. Akhirnya pun pak X sembuh dari sakit hipertensinya. Apa sih yang dapat kita petik dari cerita ini ? Kita harus senantiasa mensyukuri apa yang kita dapat saat ini, namun banyak sekali orang-orang yang lebih mendramatisir suatu musibah. Padahal mereka pada waktu yang sama juga mendapatkan sebuah berkah atau kebaikan. Tapi kita sebagai seringkali melupakan sebuah keberuntungan dan lebih mendramatisir suatu musibah yang datang kepada kita. Padahal jika kita mau mensyukuri apa yang telah kita dapat dan sabar serta tawakal saat musibah datang, Hidup kita lebih tenang.

Ujian Saringan 3x

Di jaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi.

Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?"

"Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."

"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut.

"Betul," lanjut Dr. Socrates. "Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali. Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?"

"Tidak," kata pria tersebut,"sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda".

"Baiklah," kata Socrates. "Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu: KEBAIKAN. Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?"

"Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk".

"Jadi," lanjut Socrates, "anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar. Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu: KEGUNAAN. Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?"

"Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut.

"Kalau begitu," simpul Dr. Socrates, "jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya?"


Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali. Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

Semut Dan Lalat

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.


"Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya.


Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.


Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.


Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua,


"Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa dia sekarat?"


"Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita".


Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi,


"Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"


Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab,


"Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama."


Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius,


"Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."


"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda."