Selasa, 15 Maret 2011

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDIA

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI INDIA
Oleh : Hidayatullah, SHI

A. Pendahuluan

India sejak dahulu sudah memiliki hubungan dengan dunia Arab melalui perdagangan ketika nabi Muhammad saw, berhasil menyebarkan ajaran agama Islam di seluruh wilayah Arab, maka para pedagang Arab yang datang ke India juga sudah memeluk agama Islam dan sambil berdagang mereka berdakwah menyebarkan agama Islam kepada penduduk India. Pada masa kekhalifahan Umayyah, pasukan Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim menaklukkan wilayah Sind (Sind dan Punjab sekarang) dan berhasil membangun peradaban Islam. Wilayah Sind sejak saat itu menjadi daerah kekuasaan pemerintahan Islam. Setelah itu penaklukan-penaklukan wilayah India berulang kali. Namun hanya Sind dan Punjab yang berada dalam kekuasaannya secara langsung. Penaklukan ini berhasil melemahkan kekuatan politik dan ekonomi kerajaan-kerajaan Hindu dan membuka pintu bagi berdirinya kekuasaan Islam yang permanen di India semasa Dinasti Ghuri. Berbeda dengan Sultan Mahmud, Muhammad Ghuri menetapkan wakilnya di wilayah yang ditaklukannya. Sejak itulah Islam memberikan pengaruh yang kuat di seluruh anak benua itu.
Awal masuk Islam ke India secara formal terbagi dalam empat tahap. Tahap pertama, pada zaman Nabi Muhammad SAW; Islam menyebar melaui media perdagangan dan hanya sebagian kecil masyarakat India yang mendapatkan pengaruh ajaran Islam. Tahap berikutnya, pada masa kekhalifahan Umayah, Islam dibawah pasukan Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim dengan cara penetration pacifique dan berhasil membangun pranata sosial yang harmonis dan mulai terjalin asimilasi peradaban antara Arab dengan India. Tahap ketiga semasa Dinasti Ghazni , Islam menyebar melalui penaklukan-penaklukan terutama yang dipimpin oleh Sultan Mahmud dengan berbagai motif. Ia melakukan tujuh belas kali penaklukan dan semuanya dimenangkan. Tahap keempat, semasa Dinasti Ghuri (Muhammad Ghuri), Islam mulai berkuasa secara permanen, berbeda dengan Sultan Mahmud yang dalam sejarah dikenal sebagai panglima perang , Muhammad Ghuri dikenal sebagai seorang negarawan.
Sejarah awal masuk islam di India merupakan dasar bagi perkembangan peradaban India periode berikutnya. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang peradaban islam di India serta masa-masa keemasan pada saat itu.

B. PEMBAHASAN
A. Pengertian Peradaban

Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Tetapi dalam B. Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam B. Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (peradaban).
Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara:
(1) proses menjadi berkeadaban, dan
(2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, misalnya; Memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah.
Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuhan, diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa.
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.

B. Kondisi India Sebelum Masuknya Islam
Beratus tahun sebelum Nabi Isa AS lahir, India telah menempati kedudukan yang tinggi dalam tamaddun dunia, terutama dalam soal-soal keagamaan dan metafisiska. Dari sanalah timbullah agama Brahmana yang terkenal dan dari sana pula timbul Budha Gautama. Bahkan telah diselididki bekas tamaddun dari 5000 tahun yang telah lalu dengan penggalian sisa-sisa negeri yang bernama Mohendo Daro. Dari bekas-bekas reruntuhan kota lama itu telah di dapati orang yang pandai penduduknya dalam seni bangunan, telah diketahui juga dari hal menulis, dan telah ada juga tempat-tempat mandi dan gudang-gudang di dalam tanah tempat menyimpan makanan.
Asal mulanya istilah Brahmana dan Budha Gautama adalah dua golongan yang berbeda kepercayaan. Dravida mempercayai agama secara abstrak sedangkan Aria secara nyata. Sehingga terjadilah pertentangan-pertentangan kepercayaan. Akibatnya bangsa Dravida menjadi lemah dan ada yang ikut menganut kepercayaan bangsa Aria. Bangsa Aria yang lebih kuat memaksa bangsa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka. Kemudian kepercayaan ini berkembang menjadi agama Brahmana (hindu) yang melahirkan adanya kasta-kasta yaitu kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisa, dan kasta Sudra. Kemudian tahun 557 SM lahir Budha Gautama di Kabilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi pelopor lahirnya agama Budha. Isi ajaran agama Budha adalah : tidak ada sistem kasta, tidak boleh hasad, harus toleran, dermawan, berfikir yang baik, sabar dengan penuh kesadaran menyerahkan diri kepada tuhan yang maha esa.

C. Perkembangan Awal Agama Islam di India
1) Masa nabi muhammad saw
Menurut satu versi, pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M. Adalah Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah SAW yang pertama kali menyebarkan ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di Kodungallur, Kerala. Kedatangan Islam pun disambut penduduk wilayah itu dengan suka cita.
Konon, dari wilayah itulah Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik lalu membangun masjid pertama di daratan India yakni di wilayah Kerala. Masjid pertama yang dibangun umat Islam itu bentuknya mirip dengan candi - tempat ibadah umat Hindu. Bangunan masjid itu diyakini dibangun pada tahun 629 M.
Ada yang meyakini, masjid di Kodungallur, Kerala itu merupakan masjid kedua di dunia yang dipakai shalat Jumat, setelah masjid yang dibangun Rasulullah di Madinah. Versi lainnya menyebutkan, Islam sudah masuk ke anak benua India mulai abad pertama Hijriyah, yakni pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab. Selepas Umar wafat, pada 643 orang-orang Arab berhasil menaklukkan wilayah Makran di Baluchitan.
2) Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayyah
Pada zaman pemerintahan Umar Bin Khattab pada tahun 637-638 M /15 H, telah membawa tentaranya sampai menuju timur yakni Persia. Pada tahun 643-644 M/22 H pemimpin perang Abul As Mughira menyerang Sind, tetapi kemenangan ada di pihak Sind. Kekalahan invasi tersebut disebabkan tenggelamnya armada laut sebagai bantuan tambahan bagi pasukan Mughira, di samping itu juga pasukan Arab kurang ahli perang di laut di bandingkan perang di darat. Selanjutnya infasi di laut dilarang oleh khalifah Umar bin Khattab.
Pada masa Khalifah Usman bin Affan, telah menirima utusan yang dipimpin oleh Hakim bin Jabalah untuk meninjau keadaan wilayah India yang luas. Pada tahun 660-661 M/38 H khalifah Ali bin Abi Thalib, telah mengirim utusan di bawah pimpinan Haris bin Murah Al Abdi untuk menyelididki adat istiadat dan juga perhubungan dan jalan-jalan yang akan mempermudah untuk menjangkaunya kelak Inilah awal Islam menyebar ke India melalui jalan darat.
Pada masa Bani Umayyah Muawiyah Bin Abi Sufyan, dikirimlah angkatan perang di bawah pimpinan Al Muhallab bin Abi Shufrah. Perjalanannya hanya sampai ke Kabul (ibu kota Afganistan sekarang) dan Multan. Tetapi belum juga sampai ke tengah-tengah benua india. Kemudian diikuti oleh Ziad dan putranya Abbas.

Ekspansi Islam ke wilayah India kembali dilanjutkan pada era kekuasaan Dinasti Umayyah sekitar tahun 664 M. Di bawah komando Al-Muhallab bin Abi Suffrah, umat Islam berhasil menembus wilayah Multan di Selatan Punjab - sekarang wilayah Pakistan. Ekspedisi yang dipimpin Al-Muhallab itu tak bertujuan untuk penaklukan. Pasukan Al-Muhallab hanya mampu menjangkau ibu kota Maili lalu kembali ke Damaskus.
Kekhalifahan Umayyah pada tahun 738 M di bawah komandan perang Muhammad bin Qasim kembali melakukan ekspedisi ke wilayah India. Pasukan Muhammad bin Qasim berhasil menundukkan wilayah Sind. Inilah daerah kekuasaan Umayyah yang terletak paling timur. Sejak saat itulah, orang-orang Arab tinggal dan menetap di wilayah itu.
Masyarakat India pertama kali yang memeluk Islam berada di wilayah Mappila. Hal itu dapat dimaklumi lantaran wilayah itu berdekatan dengan Arab. Perlu beberapa abad bagi Islam untuk menyebar di seluruh wilayah India. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang India berbondong-bondong menganut ajaran Islam seperti, pernikahanan, integritas ekonomi, ingin terbebas dari struktur kasta, serta tersentuh dengan dakwah yang dilakukan para tokoh sufi.
3) Dinasti Ghazni
Pada permulaan abad x M, 961-962 M, berdiri Dinasti Ghazni yang terkenal karena berani dan gagah perkasa berperang. Mulanya kerajaan ini hanya sebuah keajaan kecil dalam kerajaan Bani Saman dan nama pendirinya adalah Alptgin.
Alptgin pada mulanya adalah seorang budak yang dimiliki oleh Dinasti Samaniyahdi bawah pimpinan Abdul Malik putra mahkota kelima dalam keluarga Samaniyah. Setelah kematian tuannya dan merdeka, ia pergi ke Ghazni suatu tempat yang sangat strategis (dalam wilayah Afganistan sekarang) mengalahkan penguasanya Abu Bakr Lawik dan membangun pondasi bagi sebuah negara yang merdeka (961 M). Maka diperkuat kota itu, didirikan parit dan benteng. Pada tahun ke 14 kemerdekaannya, ia menghembuskan nafas yang terakhir dan digantikan oleh anaknya, Abu Ishaq. Dalam beberapa tahun Abu Ishaq menyusul ayahnya meninggal dunia dan digantikan oleh Sabuktgin ayah dari Sultan Mahmud yang terkenal, naik tahta pada tahun 977M.
Dalam perkembangannya Dinasti Ghazni mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dalam periode pemerintahan Mahmud Ghaznawi. Mahmud ghaznawi bukan saja termashur karena keahliannya dalam peperangan. Lebih daripada itu pula kemasyhurannya sebagai pujangga, penyair dan pahlawan ”pedang dan pena”. Sangat besar perhatiannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Saat itu Gaznah menjadi benteng tempat berkumpulnya ahli-ahli ilmu, ulama agama, ahli fiqih dan bahasa dan ahli tasawuf dan filsafat.
Di zaman itu pula hidup Abu Nashr Al Farabi sebagai filosof dan penyair Al Firdausi. Demikian juga penyair Iran yang besar Al Anshari Al Farukhliy dan Al Asjudy.dan ahli ilmu bumi yang terkenal dan ahli pula menyelidiki pokok-pokok kebudayaan hindu, yaitu Abu Raihan Al Bairuni.
Mahmud Ghaznawi meninggal pada tahun 1030 M dalam usia 60 tahun dikota Ghazni. Banyak ahli sejarah dan bangsa Eropa mengakui kebesaran Mahmud melebihi Alexander Agung, karena Alexander setelah meninggal tidak ditemui jejaknya. Mahmud Ghaznawi meninggalkan jejak yang paling kokoh di India, yaitu pengaruh Islam dan kebudayaan yang kelak kemudian hari diikuti kerajaan-kerajaan Islam lain.
4) Dinasti Ghuri
Muizzuddin Muhammad bin Sam atau yang lebih populer dengan nama Muhammad Ghuri menjadi penguasa Ghazni pada tahun 1173 M. Ia adalah seorang raja yang ambisius dan terbakar oleh kecintaan terhadap penakklukan dan kekuasaan.
Muhammad Ghuri adalah seorang politisi besar dan negarawan yang berpandangan jauh ke depan. Ia merealisasikan secara penuh kondisi politik India yang bobrok dan karena itu memutuskan untuk mendirikan sebuah pemerintahan permanen di sana. Tujuan dari penaklukan Ghuri adalah untuk mendapatkan suatu kekuasaan muslim permanen di India. Ia melatih banyak administrator ahli yang makin memperbesar keyakinan dan kepercayaan dirinya. Ia juga berperang melawan negara-negara Hindu secara terus-menerus selama beberapa tahun dan selama pemerintahannya ia menunjukkan kehebatan dan ketekunan yang luar biasa.
Prestasi yang dicapai oleh Dinasti Ghuri adalah perluasan daerahnya yang cukup luas. Mulai dari Lahore, yang meliputi daerah Punjab, ke Delhi yang meliputi seluruh daerah lembah sungai Gangga dan daerah Dekan. Selama kerajaan Guri di Lahore kedudukannya hanyalah sebagai sebagai sebuah kesultanan Islam yang sama tarafnya dengan Kamaharajaan Brahmana saja. Namun dengan berpindahnya kerajaan di Delhi Dinasti Ghuri menjadikan Maharaja diraja seluruh India.
Perbedaan yang mencolok antara Dinasti Ghuri dengan Dinasti Ghazni adalah Mahmud Ghazni sebagai panutan besar dalam seni dan pendidikan, sedangkan ghuri adalah prajurit biasa dan politisi. Mahmud Ghazni telah mengumpulkan banyak puisi dan para pujangga dalam lindungannya, sedang Muhammad Ghuri menunjukkan sedikit ketertarikan pada seni dan pendidikan. Ia hanya menunjukkan kemurahan hati pada para pelajar, tetapi ia tidak menunjukkan antusias dalam bidang seni dan karya tulis sebagaimana yang dilakukan Mahmud Ghuri.
5) Kesultanan Delhi
Setelah kekuasaan Dinasti Gaznawi memudar, lalu berdirilah Kesultanan Delhi - yakni beberapa Kesultanan yang berkuasa dari tahun 1206 M hingga 1526 M. Ada lima dinasti Islam yang berkuasa silih berganti di era Kesultanan Delhi.
Kelima dinasti itu adalah; Dinasti Mamluk (1206 M-1290 M); Dinasti Khilji (1290 M - 1320 M); Dinasti Tughlaq (1320 M - 1413 M); Dinasti Sayyid (1414 M - 1451 M) dan Dinasti Lodhi (1451 M - 1526 M).
Dinasti Mamluk didirikan Qutbuddin Aibak pada tahun 1206. Di awal abad ke-13 M, dinasti itu sudah menguasai wilayah utara India dari Khyber Pass hingga Bengal. Setelah Dinasti Mamluk meredup, Dinasti Khilji lalu berkuasa. Raja pertamanya adalah Jalaluddin Firuz Khilji (1290 - 1294). Pada era itu Gujarat dan Malwa dikuasai umat Islam.
Di awal abad ke-14 M kesultanan memperkenalkan ekonomi moneter di provinsi dan distrik. Saat itu telah terbentuk sebuah jaringan pusat pasar. Perekonomian Kesultanan Delhi pun mulai menguat. Pemasukan keuangan negara saat itu masih berbasis pada pertanian. Kesultanan ini sempat porakporanda akibat ekspansi yang dilakukan Timur Lenk dari Dinasti Timurid pada tahun 1398 M.
Tak cuma itu, Kesultanan Delhi juga pernah dipimpin oleh seorang penguasa wanita bernama Ratu Razia Sultana (1236 M - 1240 M). Ratu Razia dikenal sangat cerdas. Dialah ratu pertama yang dimiliki dunia Islam. Dia memimpin dari Delhi timur hingga ke barat Peshawar dan dari Kashmir utara hingga ke selatan Multan. Para sultan Delhi dalam memimpin masyarakatnya didasarkan pada hukum-hukum yang berdasarkan Alquran. Umat beragama lain dipersilakan untuk menjalankan keyakinannya. Kesultanan Delhi mewariskan kejayaannya melalui arsitektur, musik, literatur, dan agama.
Kebijakan yang diambil pemerintahan Kesultanan Delhi antara lain :
(a) Mengharamkan penjualan minuman keras;
(b) Mengawal perkawinan antara pembesar;
(c) Mengharamkan perhimpunan pembesar tanpa kebenaran Wazir,
(d) Memaksa memulangkan cukai yang dikutip kepada penduduk terhadap Zamindar.
6) Dinasti Mogul
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Kerajaaan ini beribukota di Delhi dan didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah ferghana dari orang tuanya ketika ia masigh berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapatkan bantuan dari Raja Safawi, Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M ia mendudukkan Kabul ibukota Afganistan.
RAJA MOGUL Penguasa India
Babur Zahiruddin Mohammad
(1526 M - 1530 M)
Humayun Nasiruddin Mohammad
(1530 M - 1540 M)
Masa peralihan
(1540 M - 1555 M)
Humayun Nasiruddin Mohammad
(1555 M - 1556 M)
Akbar Jalaluddin Mohammad
(1556 M - 1605 M)
Jahangir Nuruddin Mohammad
(1605 M - 1627 M)
Shah Jahan Shihabuddin Mohammad
(1627 M - 1658 M)
Aurangzeb Muhiuddin Mohammad
(1658 M - 1707 M)
Kejayaan di Era Kerajaan Mogul
Berawal dari kekacauan yang terjadi di Kesultanan Delhi, penguasa Dinasti Lodhi terakhir Ibrahim Lodhi mengundang Muhammad Babur - pangeran dari Dinasti Timurid. Namun, pasukan yang dipimpin Babur justru berperang dengan Dinasti Lodhi yang dipimpin Sultan Ibrahim Lodi.
Dalam Pertempuran Panipat, Babur berhasil menumbangkan Kesultanan Delhi. Sejak tahun 1526 M, Kerajaan Mogul pun berdiri dengan mengusai wilayah yang cukup luas meliputi Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India hingga tahun 1857 M.
Selepas wafatnya Raja Babur, Kerajaan Mogul diteruskan puteranya bernama Humayun. Pada saat itu, sebagian besar wilayah kerajaan ditaklukkan oleh Bahadur Shah, penguasa Gujarat.
`Tahta Kerjaaan Mogul pun kemudian berpindah kepangkuan Akbar Khan. Dia memerintah selama 49 tahun. Di masa kepemimpinan Akbar, Kerajaan Mogul mampu menorehkan tinta emas kejayaannya. Kerajaan Modul tumbuh pesat pesat, dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb.
Pada tahun 1605 M - 1627 M, tampuk kekuasaan Mogul diduduki Jahangir - putera Akbar. Setelah itu, tahta kerajaan dikuasai Shah Jahan. Putera Jahangir itu mewarisi tahta dan kerajaan yang luas serta kaya raya di seluruh wilayah India. Pada abad tersebut, Mogul menjadi negara Adikuasa dan tercatat sebagai kerajaan terbesar di dunia.
Di era kepemimpinannya, Raja Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1630 M - 1653 M di Agra, India. Bangunan bersejarah yang indah itu hingga kini masih kokoh berdiri dan merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Keberhasilan pembangunan Taj mahal merupakan bukti pencapaian umat Islam dalam bidang arsitektur.
Kerajaan Mogul masih mencapai kejayaannya di era kepemimpinan Aurangzeb. Namun, sepeninggal Aurangzeb pada 1707 M, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Kerajaan itu dikalahkan pasukan dari Persia dibawah komando Nadir Shah. Kerajaan ini dibubarkan Kerajaan Inggris di tahun 1857 M.
Selama masa kejayaannya, Kerjaaan Mogul menguasai wilayah yang amat luas meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Kasmir, Bajipur, Galkanda, Tahore, dan Trichinopoli. Dalam bidang ekonomi, Mogul telah mengekspor kain ke Eropa. Kerajaan ini juga merupakan produsen rempah-rempah, gula, garam, wol, parfum, dan aneka produk lainnya.

D. Masuknya Islam di india
Ada tiga cara masuknya islam di India yaitu melalui perdagangan, peranan sufi dan alim ulama, dan perkawinan.
1. Perdagangan
Jauh sebelum bangsa Yunani mengenal India (V-IV SM), orang-orang Arab sudah memiliki hubungan yang erat dengan dunia timur melalui media perdagangan. Mereka singgah di pelabuhan-pelabuhan India. Para pedagang membawa produk-produk dari Asia Tengah, Afrika, bahkan dari Eropa, kemudian menukar dengan komoditi-komoditi timur di bandar-bandar tersebut.melalui perdagangan, hubungan perdagangan Arab - India menjadi sangat harmonis.
Bukti kuat adanya hubungan dagang antara Arab dengan India adalah ditemukannya koin mata uang zaman khalifah Harun Al Rasyid cetakan tahun 788 M di Mainamati dan Paharpur di India Timur. Orang-orang Arab tersebut datang ke India baik untuk berdagang maupun menyebarkan agama Islam. Lebih-lebih pada masa Dinasti Ghuri menguasai Delhi, semakin banyak pedagang-pedagang Islam datang ke tanah India sambil berdakwah menyiarkan agama Islam.
2. Sufi dan Muballigh
Sejak pertama kali masuk Islam, ajaran Islam dibawa oleh ulama, sufi, waliyullah, dan pasukan-pasukan Islam dari Arab, Yaman, Persia, Turki, Afganistan, dan Asia Tengah. Pengaruh Islam sangat besar terhadap kehidupan masyarakat.
Sufi yang terkenal diantaranya Abu Yazid Bustami (wafat 872 M). Ia berguru kepada penduduk Sind selama beberapa tahun, kemudian pindah ke India Timur (Chittagong) di sana ia tinggal beberapa lama dan dikenal dengan nama Bayazid Bustami.
Selain Abu Yazid Al Bustami masih banyak lagi ulama dan sufi lain seperti Shah Sultan Mahisswar, Syekh Fariruddin Ganj e Shakar (1176-1269 M), Syekh Bahauddin Zakariya, Syekh Nizamuddin Aulia, Syekh Saifuddin Yahya Maneri, Syekh Nur Quthubul Alam, dan lain-lain.
3. Perkawinan
Selain aktifitas penaklukan, perdagangan dan dakwah para sufi, agama Islam juga menyebar melalui perkawinan. Sebagai contoh peristiwa kapal dagang Arab yang menabrak pulau Ramri, sehingga mereka bermukim di Arakan dan Chittagong. Pedagang-pedagang ini bergaul dengan masyarakat pribumi dan banyak yang kawin dengan gadis-gadis pribumi.
Bagian terbesar orang-orang India yang masuk Islam berasal dari kelangan umat Budha dan orang-orang Hindu kelas bawah. Bagi mereka kesederhanaan, persamaan dan persaudaraan dalam agama dan sistem sosial Islam sangat menarik sebagai penyelamat dari penderitaan dan tirani dari golongan Brahmana. Meskipun demikian, tidak sedikit orang-orang Hindu dari kelas atas yang masuk Islam terutama melalui perkawinan dengan muslim. Mereka adalah orang-orang dari kalangan Brahmana dan suku Kayastha (sebagian dari kalangan Ksatria) yang berpendidikan dan terpelajar, yang biasanya melakukan hubungan politik dan sosial dengan tetangga muslim mereka.

E. Penutup
Masuknya Islam di India sudah ada sejak zaman nabi Muhammad SAW melalui hubungan perdagangan di kota-kota pesisir pantai barat dan selatan. Terjadinya penindasan kaum Brahmana terhadap kasta yang lebih rendah dan orang-orang Budha juga terjadi perebutan kekuasaan diantara raja-raja Hindu menjadikan hubungan politik antara Arab dan India menjadi rapuh. Dalam kondisi demikian pasukan Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim datang membawa harapan bagi keselamatan orang-orang yang tertindas. Sejak saat itu agama Islam tersiar di India baik melalui jalur laut maupun jalur darat.
Kedatangan Islam di India tidak berdasarkan kekerasan, tetapi merupakan kebutuhan masyarakat pada masa itu. Keberhasilan Islam di India terjadi karena banyak faktor tetapi yang utama adalah karena adanyta rasa persaudaraan yang kuat, solidaritas yang sejati dan keadilan yang ditegakkan. Hubungan peradaban Islam dan India terjadi saling memberi dan menerima dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, politik, sosial, ekonomi dan budaya.








DAFTAR PUSTAKA

Ajid Thohir Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar-akar Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam Penerbit: Rajawali Pers Penulis: Cetakan I: September 2004
Prof. Dr. Hamka, Sejarah Ummat Islam, jilid III, Jakarta: Bulan Bintang, 1975,
Dr. M Abdul Karim , MA, Sejarah Islam di India, Yogyakarta: Bunga Grafis Production, 2003
Hasna Hawwa, Riwayat Islam di Wilayah Hindustan, www.gaul islam.com, akses: 3/4/2009
http://www.historyofjihad.org/india.html, akses : 3/4/2009
Drs. Badri yatim, MA. Sejarah peradaban islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar